Jumat, 17 Desember 2010

Trihatma Kusuma Haliman "Pemilik Grup Agung Podomoro"


Trihatma Kusuma Haliman, Pemilik Grup Agung Podomoro yang mengelola 27 proyek properti berskala besar di Jakarta dan sekitarnya dengan total kapitalisasi Rp15 triliun. Pengusaha yang sudah berbisnis perumahan dan konstruksi sejak 1970, ini dulu sering disebut sebagai raja apartemen, tetapi kini dia telah masuk pula ke bisnis pusat perbelanjaan.


Dia pun dinobatkan sebagai salah seorang Tokoh Bisnis Paling Berpengaruh 2005 versi Warta Ekonomi. Dia disebut Raja Apartemen yang Melirik Pusat Perbelanjaan.

Warta Ekonomi 28 Desember 2005: Trihatma percaya orang Jakarta doyan belanja. Alhasil, ia bermain di pembangunan pusat perbelanjaan.


Ketika krisis moneter mendera bangsa ini, jumlah kredit macet meningkat secara signifikan. Sumbangan terbesar kredit macet datang dari bisnis properti. Kala itu, hanya sedikit pengembang yang mampu bertahan. Salah satunya adalah Grup Agung Podomoro (Podomoro).

Adalah Trihatma Kusuma Haliman, pemilik Podomoro yang sudah berbisnis perumahan dan konstruksi sejak 1970, yang dengan tangan dingin justru membuat Podomoro sangat agresif di masa sulit.


Banyak hal menarik jika menyimak kinerja Trihatma. Dia mengelola 27 proyek properti berskala besar di Jakarta dan sekitarnya dengan total kapitalisasi Rp15 triliun. Dahulu ia sering disebut sebagai raja apartemen, tetapi kini Trihatma masuk pula ke bisnis pusat perbelanjaan. Sejauh ini, ia telah menuntaskan proyek di Mangga Dua Square dan Plaza Semanggi.

Trihatma juga tengah menyelesaikan proyek Forum di seberang Plaza Senayan dan STC Senayan. Jika Forum selesai, proyek itu akan meramaikan persaingan antar-pusat perbelanjaan di Jakarta. Forum mengemban misi menjadi salah satu ikon baru pusat perbelanjaan Indonesia. Desainnya, kabarnya, merupakan yang terdepan saat ini di Indonesia.


Juli 2005 Trihatma tampak berbinar ketika topping off Senayan City. Proyek ini akan memberi warna lain bagi perkembangan bisnis properti di Indonesia karena merupakan “buah perkawinan” dari pusat perbelanjaan modern berlantai delapan, pusat perkantoran, hotel, butik, dan apartemen mewah di kawasan Senayan.


Trihatma menyadari persaingan antar-pusat perbelanjaan makin keras. Namun, menurut dia, justru di situlah daya tariknya. Kata Trihatma, para pebisnis akan makin kreatif menghasilkan inovasi tatkala kompetisi makin ketat. Ia pun menyebut sejumlah tenant besar, termasuk dari beberapa negara ASEAN, yang sudah mem-booking tempat. Masuknya mereka ke Indonesia akan memberi warna tersendiri pada iklim bisnis pusat perbelanjaan modern. Menurut Trihatma, Jakarta—kota dengan penduduk 12 juta jiwa—masih membutuhkan banyak pusat perbelanjaan.


Sukses Podomoro tak terlepas dari strategi pemasaran yang baik. Strategi pertama adalah dari segmentasi pasar yang membidik konsumen menengah ke atas. Strategi kedua adalah brand image. Di sini ada dua brand image. Pertama, sebagai umbrella image, adalah trademark Mediterania. Kemudian, yang kedua, sebagai value brand, adalah perusahaan Grup Agung Podomoro, yang track record-nya sangat baik. Strategi yang ketiga adalah penjualan. Podomoro menggunakan jasa agen-agen penjualan yang profesional.



sumber: Ensiklopedi Tokoh Indonesia

Selasa, 14 Desember 2010

Sampling Pekerjaan

Sampling dalam bahasa asingnya sering disebut denganwork sampling, ratio delay study, atau random observation method. Sampling tersebut merupakan suatu teknik untuk mengadakan sejumlah besar pengamatan terhadap aktivitas kerja dari mesin, proses, atau pekerja/operator (Wignjosoebroto, 1992). Sampling pekerjaan dilakukan dengan mengamati di tempat pekerjaan hanya pada sesaat-sesaat pada waktu-waktu yang ditentukan secara acak (Sutalaksana, 2003).

Cara sampling kerja ini dikembangkan oleh seorang yang bernama L.H.C. Tippet di pabrik-pabrik tekstil di Inggris kemudian dipakai di negara-negara lain secara lebih luas. Cara ini menggunakan prinsip-prinsip ilmu statistik sama halnya dengan pengukuran waktu jam henti (Sutalaksana, 2003).

Sumber:

Iftikar Sutalaksana, dkk., Teknik Tata Cara Kerja, ITB, Bandung, 2003.

Sritomo Wignjosoebroto, Teknik Tata Cara dan Pengukuran Kerja, ITS, Surabaya, 1992.

Minggu, 12 Desember 2010

Bidang Pekerjaan Teknik Industri

Secara klasik, mengingat lahirnya Teknik Industri adalah untuk melayani sektor manufaktur, maka bidang kerja dari lulusan teknik industri adalah pada jalur Production Officer hingga ke Director.

Deksripsi kerjanya adalah memastikan jalannya produksi dan operasi secara efisien dan efektif hingga mendapatkan sebuah sistem produksi atau operasi yang terbaik (excellence). Ini mencakup (walaupun tidak terbatas pada):

  • evaluasi standard waktu kerja: Berapa waktu sesungguhnya dalam mengerjakan suatu urutan pekerjaan yang normal, dengan menyeimbangkan antara kemampuan manusia normal dg tuntutan organisasi.
  • merancang bagaimana cara kerja manual terbaik: bagaimana memastikan sebuah desain kerja dapat mengoptimalkan kemampuan manusia dan hukum alam – memanfaatkan gravitasi misalnya.
  • merancang dan memperbaiki layout baik dari pabrik maupun stasiun kerja: Bagaimana susunan dan urutan fasilitas kerja terbaik sehingga aliran barang atau proses bisa berjalan dengan tanpa hambatan atau berbelit-belit sehingga memakan waktu yang berharga. Facility Layout and Plant Designer
  • penyusunan jadwal produksi dan pengadaan/pembelian dari setiap seluruh fasilitas produksi serta bagaimana menyimpannya: untuk memastikan bebas hambatannya proses produksi, tentunya anda harus memperhatikan bahwa semua material utama dan pendukung harus tersedia ketika produksi dilakukan. Jangan seperti masak di dapur untuk nasi goreng, ketika sudah mulai ternyata nasinya nggak cukup (atau masih dalam bentuk beras) – PPIC Officer/Manager – PPIC: Production Planing and Inventory Control.
  • menjaga tingkat operasi dari setiap sumber daya (mesin, peralatan dsb) dalam kondisi optimal melalui manajemen pemeliharaan: (Maintenance Officer/Manager)
  • menjamin mutu produk yang berasal dari mutu proses yang baik: (QA (Quality Assurance) Officer/Director)

Sekilas Industri

Hakekat dari program Teknik Industri, yang memadukan disiplin manajemen dan keteknikan, adalah hal yang ideal untuk mengasah kemampuan anda dalam menapaki jenjang karir di sektor apapun anda bekerja, manufaktur maupun jasa, ataupun organisasi pemerintahan.

Bidang Keahlian

1.
Manajemen Operasional

Memberikan kemampuan analitis dan manajerial dalam mengelola proses transformasi sumber daya menjadi produk atau jasa pada suatu organisasi dengan cara yang efektif dan efisien.

2.
Rekayasa Kualitas

Memberikan pengetahuan dan ketrampilan untuk meningkatkan kualitas produk dan jasa melalui pemahaman terhadap standar, quality control , quality assurance , berbagai alat statistik untuk keperluan pengendalian dan peningkatan kualitas, serta implementasi konsep Total Quality Management, Six Sigma, dan perbaikan berkelanjutan.

3.
Rantai Pasok (Supply Chain)
Memberikan pengetahuan dan ketrampilan untuk mengelola aliran barang, informasi dan uang, bukan hanya dalam satu organisasi, tetapi dari hulu ke hilir dalam supply chain

Manfaat Kewiraswastaan

Kewiraswastaan mempunyai beberapa arti penting, antara lain:
- Meningkatkan produktivitas
Seorang wiraswastawan dituntut untuk selalu kreatif dan menggunakan metode-metode baru yang dapat meningkatkan produktivitas.
- Meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan menciptakan pekerjaan
Dengan usaha yang dibukanya seorang wiraswastawan berarti dapat dikatakan membuka/menciptakan lapangan kerja bagi orang lain dan secara tidak langsung bisa meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
- Menciptakan teknologi baru dan menciptakan produk dan jasa baru
Banyak wiraswastawan yang membuka peluang baru dengan menciptakan produk atau jasa yang baru. Tapi ketika masih mempertahankan produk yang baru maka produk itu sudah disempurnakan atau diperbaiki.
- Mendorong inovasi
Meskipun biasanya mereka tidak menciptakan produk baru tetapi mereka dapat mengembangkan metode atau produk yang inovatif.
- Membantu organisasi bisnis yang besar
Biasanya perusahaan besar mendapatkan bahan baku dari perusahaan yang lebih kecil sebagai supliernya.

Proifl Wiraswasta yang Berhasil

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh ahli-ahli ilmu-ilmu sosial keberhasilan seorang wiraswasta apabila ditinjau dari karakteristik psikologiknya, mereka itu mempunyai profil karakteristik psikologik tertentu yaitu : (Imam Santoso Sukardi, 1979) :

1) Self confidence, merupakan kepercayaan terhadap kemampuan dia sendiri untuk bekerja sendiri, bersikap optimis dan dinamik, memiliki kemampuan untuk menjadi pemimpin.

2) Originality, merupakan kemampuan untuk menciptakan hal-hal yang baru.

3) People Oriented, salah satu ciri dari pengusaha yang berhasil dalam tindakannya selalu mempergunakan orang lain sebagai feed-back terhadap apa yang sudah dikerjakan, baik langsung maupun tidak langsung.

4) Task-result oriented, merupakan tingkah laku yang tertuju untuk menjelaskan tugas.

5) Future-oriented, merupakan kesediaan untuk kemampuan berpandangan jauh ke depan, mengenai hal-hal yang akan terjadi, yang mempengaruhi perlakuan dalam usahanya.

6) Risk-taking, merupakan kemampuan untuk mengambil risiko atas hal-hal yang dikerjakannya, bila gagal tidak mencari “kambing hitam”.

Karuniadi (1978) memberikan gambaran mengenai ciri-ciri tingkah laku pengusaha yang berhasil, sebagai berikut :

a. Terbuka terhadap saran-saran dari orang lain terhadap apa yang telah dilakukannya.

b. Mempunyai fikiran yang dipusatkan kepada satu hal pada satu waktu.

c. Adanya kegairahan maupun semangat yang menyala-nyala terhadap apa yang dibuat.

d. Dapat menganalisis sesuatu masalah secara sistematik.

e. Mempunyai rasa ingin tahu yang kuat dan haus akan ilmu pengetahuan.

f. Mempunyai inisiatif yang menonjol atau berani mengambil langkah-langkah baru yang lain dari kebiasaan (tradisi).

Menurut Mc Ber & Company (1974), pola tingkah laku dalam menetapkan tujuan prestasi ada lima faktor, yaitu :

a. Realistic, artinya seseorang pengejar prestasi didalam menetapkan tujuan harus cukup realistik sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.

b. Challenging, artinya tujuan itu sendiri harus mempunyai tantangan.

c. Time-phased, artinya adanya batasan waktu yang ditetapkan oleh individu guna mengakhiri dan menyelesaikan tugas-tugas yang berhubungan dengan pencapaian tujuan.

d. Specific, artinya kejelasan dari tujuan yang ingin dicapainya dapat diformulasikan secara konkret.

e. Measurable, artinya tujuan itu harus dapat diketahui dan diukur akhirnya.

Perilaku kewiraswastaan disimpulkan sebagai berikut :

1) Dorongan untuk berprestasi berpengaruh terhadap perkembangan atau hasil usaha seseorang.

2) Individu yang mempunyai kebutuhan berprestasi yagn tinggi cenderung memiliki profesi bisnis atau usaha.

3) Individu yang mempunyai kebutuhan berprestasi tinggi cenderung menetapkan tingkat aspirasi secara realistik.

4) Individu yang mempunyai kebutuhan untuk berprestasi yang tinggi, selalu memiliki tugas atau pekerja yang mempunyai risiko yang sedang, dan selalu mementingkan hasil akhir yang baik, sesuai dengan standar yang ditetapkan sendiri.

5) Kebutuhan berprestasi dari para pengusaha dari berbagai latar belakang kebudayaan pada prinsipnya dapat lebih dikembangkan.

6) Keberhasilan para pengusaha di negara-negara sedang berkembang disebabkan salah satu faktornya yaitu mempunyai kebutuhan berprestasi yang tinggi.

Dengan kebutuhan berprestasi yang tinggi memungkinkan seorang pengusaha mempunyai inisiatif yang tinggi, mau mengeksplorasi, dan secara kontinu mengadakan penelitian terhadap lingkungan guna menemukan cara-cara yang baru untuk dapat memecahkan masalahnya secara memuaskan.

Ciri-ciri Psikologi Seorang Wiraswasta

Menurut Imam S. Sukardi (1984) berpendapat bahwa seorang wiraswasta adalah :

a. Seorang yang supel dan fleksibel dalam bergaul, mampu menerima kritik dan mampu melakukan komunikasi yang efektif dengan orang lain.

b. Seseorang yang mampu dan dapat memanfaatkan kesempatan usaha yang ada.

c. Seseorang yang berani mengambil risiko yang telah diperhitungkan atas hal-hal yang akan dikerjakan serta menyenangi tugas-tugas yang efektif dengan orang lain.

d. Seseorang yang memiliki pandangan yang ke depan, cerdik, lihai, dapat menanggapi situasi yang berubah-ubah serta tahan terhadap situasi yang tidak menentu (istilah sekarang tahan bantingan).

e. Seseorang yang dengan oto-aktivitasnya mampu menemukan sesuatu yang orisinil dari pemikiran sendiri dan mampu menciptakan hal-hal baru serta kreatif.

f. Seseorang yang mempercayai kemampuan sendiri, kemampuan untuk bekerja mandiri, optimis dan dinamis serta memiliki kemampuan untuk menjadi pemimpin.

g. Seseorang yang mampu dan menguasai berbagai pengetahuan maupun ketrampilan dalam menyusun, menjalankan dan mencapai tujuan organisasi usaha, manajemen umum dan berbagai bidang pengetahuan lain yang menyangkut dunia usaha.

h. Seseorang yang memiliki motivasi yang kuat untuk menyelesaikan tugasnya dengan baik, mengutamakan prestasi, selalu memperhitungkan faktor penghambat maupun penunjang, tekun, kerja keras, teguh dalam pendirian dan berdisiplin tinggi.

i. Seseorang yang memperhatikan lingkungan sosial untuk mencapai taraf hidup yang lebih baik bagi semua orang.

Siapa yang disebut Entrepreneur?

Bertitik tolak dari pemahaman yang diungkapkan diatas, maka siapa yang disebut sebagai KEWIRASWASTAAN atau ENTREPRENEUR itu ? Jawabnya dapat kita rumuskan kedalam kreteria sebagai berikut :

1. Memiliki visi memaksimumkan peluang-peluang masa depan.
2. Memiliki komitmen, kolaborasi dan komunikasi.
3. Memiliki kesiapan menghadapi tantangan dan resiko yang dihadapi.
4. Memiliki kemampuan menuangkan kedalam rencana jangka pendek, menengah dan panjang.
5. Memiliki keinginan untuk mengembangkan diri secara berkelanjutan.
6. Memiliki keinginan untuk mengembangkan para kader bukan pekerja semata.
7. Memiliki kemampuan kreativitas individu dan kelompok.
8. Memiliki kemampuan kreatip menjadi inovatif.
9. Memiliki kemampuan untuk memanfaatkan teknologi informasi.
10. Memiliki kemampuan berpikir antisipatif.

Berdasarkan kreteria tersebut diatas, maka yang dimaksudkan dengan Kewiraswastaan adalah seseorang yang mampu mengaktualisasikan visi merebut peluang masa depan secara profesional (kolaborasi, komitmen, komunikasi) berdasarkan kreatif menjadi inovatif organisasi dengan memanfaatkan teknologi informasi dengan berpikir antisipatif.

Sejarah kewirausahaan

Wirausaha secara historis sudah dikenal sejak diperkenalkan oleh Richard Castillon pada tahun 1755. Di luar negeri, istilah kewirausahaan telah dikenal sejak abad 16, sedangkan di Indonesia baru dikenal pada akhir abad 20. Beberapa istilah wirausaha seperti di Belanda dikenadengan ondernemer, di Jerman dikenal dengan unternehmer. Pendidikan kewirausahaan mulai dirintis sejak 1950-an di beberapa negara seperti Eropa, Amerika, dan Kanada. Bahkan sejak 1970-an banyak universitas yang mengajarkan kewirausahaan atau manajemen usaha kecil. Pada tahun 1980-an, hampir 500 sekolah di Amerika Serikat memberikan pendidikan kewirausahaan. DI Indonesia, kewirausahaan dipelajari baru terbatas pada beberapa sekolah atau perguruan tinggi tertentu saja. Sejalan dengan perkembangan dan tantangan seperti adanya krisis ekonomi, pemahaman kewirausahaan baik melalui pendidikan formal maupun pelatihan-pelatihan di segala lapisan masyarakat kewirausahaan menjadi berkembang.


sumber: wikipedia

Pengertian Kewirausahaan

Kewirausahaan adalah proses mengidentifikasi, mengembangkaan, dan membawa visi ke dalam kehidupan. Visi tersebut bisa berupa ide inovatif, peluang, cara yang lebih baik dalam menjalankan sesuatu. Hasil akhir dari proses tersebut adalah penciptaan usaha baru yang dibentuk pada kondisi resiko atau ketidakpastian.

Kewirausahaan memiliki arti yang berbeda-beda antar para ahli atau sumber acuan karena berbeda-beda titik berat dan penekanannya (1). Richard Cantillon (1775), misalnya, mendefinisikan kewirausahaan sebagai bekerja sendiri (self-employment). Seorang wirausahawan membeli barang saat ini pada harga tertentu dan menjualnya pada masa yang akan datang dengan harga tidak menentu. Jadi definisi ini lebih menekankan pada bagaimana seseorang menghadapi resiko atau ketidakpastian. Berbeda dengan Cantillon, menurut Penrose (1963) kegiatan kewirausahaan mencakup indentfikasi peluang-peluang di dalam sistem ekonomi sedangkan menurut Harvey Leibenstein (1968, 1979) kewirausahaan mencakup kegiatan yang dibutuhkan untuk menciptakan atau melaksanakan perusahaan pada saat semua pasar belum terbentuk atau belum teridentifikasi dengan jelas, atau komponen fungsi produksinya belum diketahui sepenuhnya. Orang yang melakukan kegiatan kewirausahaan disebut wirausahawan.


sumber : wikipedia